BREAKINGON.COM – Perusahaan teknologi Baidu pada hari Senin membantah laporan surat kabar yang mengatakan chatbot kecerdasan buatannya, Ernie, terkait dengan penelitian militer Tiongkok.
South China Morning Post mengutip makalah akademis dari universitas yang berafiliasi dengan divisi perang siber Tentara Pembebasan Rakyat.
Makalah tersebut menyebutkan pengujian sistem kecerdasan buatan pada Ernie dan Spark milik iFlyTek.
Pembantahan Baidu dan Kontroversi
Baidu membantah tuduhan tersebut setelah sahamnya anjlok lebih dari 11,5%, menyatakan bahwa tidak ada keterlibatan dalam kolaborasi bisnis dengan penulis surat kabar maupun lembaga afiliasinya.
Mereka menekankan bahwa Ernie Bot tersedia dan digunakan oleh masyarakat umum tanpa hubungan dengan divisi PLA.
Makalah akademis dari Universitas Teknik Informasi PLA mencatat bagaimana Ernie Bot digunakan untuk menghasilkan rencana simulasi respons militer.
Baidu menegaskan bahwa jika peneliti menggunakan model bahasa seperti Ernie Bot, fungsi yang tersedia disesuaikan dengan kebutuhan pengguna yang berinteraksi dengan alat AI tersebut.
Seperti ChatGPT, Ernie Bot memungkinkan pengguna mengajukan pertanyaan atau permintaan, menghasilkan konten berdasarkan instruksi awal.
Kepatuhan dan Aturan Sensor
Ernie Bot tunduk pada aturan sensor di Tiongkok dan tidak akan menjawab pertanyaan yang dianggap sensitif secara politik atau tabu oleh pemerintah.